Thursday, October 18, 2012

Koperasi: Atasi Kelaparan Dunia (World Food Day 2012)

FAO pada tahun ini mengangkat tema hari pangan sedunia (16 Oktober) dengan "Agricultural cooperatives : Key to feeding the world" yang artinya: kerjasama bidang pertanian adalah kunci suksesnya pemberantasan kelaparan. Kelaparan masih menjadi topik yang perlu diangkat menjadi isu global. Menurut FAO, kurang lebih satu dari tujuh orang menderita kelaparan, namun bukan berarti pertanian tidak mampu memberi makan semua manusia di dunia. Permasalahan kelaparan ini dapat terjadi karena adanya keterbatasan akses untuk mendapatkan sumber pangan.

Salah satu contoh krisis pangan yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini, misalnya yang terjadi di Haiti pada tahun 2008, yang menyebabkan rata-rata penduduknya mengalami kekurangan 22% kebutuhan kalori harian, sementara diwaktu yang sama, pemerintah Kanada mengeluarkan intensif sebesar $225 dari tiap babi yang dibunuh karena populasinya meningkat, dan tidak ada satu ekorpun babi yang dikirim ke Haiti.

Sejak 1970an, produksi pangan semakin mendunia dan dan makin terpusat. Beberapa negara telah mendominasi perdagangan makanan pokok di dunia. Tercatat sebanyak 80% ekspor gandum berasal hanya dari enam negeri, demikian pula halnya dengan produksi 85% beras. Tercatat sebanyak tiga negeri mampu memproduksi sebanyak 70% ekspor jagung (Hattingh). Bahkan perusahaan besar telah berhasil mengontrol perdagangan pertanian. Sebagai contoh, Cargill dan Bunge secara efektif mengontrol produksi jagung dunia, yang artinya hanya merekalah yang menentukan seberapa banyak hasil tanaman tiap tahun.

Menurut hasil sebuah penelitian, produksi pangan global telah melampaui pertumbuhan penduduk yang artinya, jumlah produksi pangan dunia telah dinilai lebih dari cukup untuk memberi makan semua manusia di dunia. Menurut FAO jumlah pangan yang diproduksi oleh dunia cukup untuk menyediakan 2800 kalori per hari bagi tiap orang (Mousseau, 2005). Jadi "seharusnya" tidak ada orang yang kelaparan di dunia ini. Mahatma Gandi berkata, "seluruh isi bumi ini cukup untuk memenuhui kebutuhan semua manusia, namun isi bumi ini tidak mampu memenuhi kebutuhan satu orang yang serakah"

Koperasi sebagai kunci untuk mengatasi kelaparan
Kerjasama bidang pertanian dalam konteks ini, dapat diartikan sebagai koperasi. Keberadaan koperasi ini mampu berkontribusi besar terhadap pertanian dengan membantu penyediaan akses informasi, peralatan atau layanan yang dibutuhkan petani. Hal inilah yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan produksi pangan, memasarkan barang, menciptakan lapangan pekerjaan yang secara tidak langsung akan meningkatkan keamanan pangan global.

Koperasi mampu memberikan petani sebuah kekuatan pasar dan mendapatkan harga yang lebih baik, dan juga dengan koperasi dapat memfasilitasi partisipasi petani dalam pengambilan keputusan. Jika 1 milyar petani menjadi anggota koperasi maka diperkirakan akan menghasilkan 100 juta pekerjaan di seluruh dunia dan semua anggota dapat berpartisipasi dalam kegiatan produksi, pembagian keuntungan, pembagian resiko yang mengakibatkan daya tawar yang lebih baik bagi anggotanya di pasar.
Koperasi merupakan suatu bentuk organisasi bisnis namun berbeda dengan model sebuah perusahaan. Perusahaan bertujuan untuk mengejar profit setinggi-tingginya untuk para pemegang saham, sedangkan koperasi berusaha untuk memaksimalkan manfaat yang mereka hasilkan untuk kepentingan anggota. Hampir 900 juta orang kelaparan didunia ini dan 70% tinggal di daerah pedesaan dimana pertanian merupakan andalan perekonomian. Kehadiran koperasi di pedesaan diharapkan mampu menjadi salah satu kunci keberhasilan untuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan, karena kita semua sadar bahwa sesuatu yang terorganisir itu pasti lebih baik dalam mengatasi masalah apapun.

Penulis:
Februadi Bastian, STP., M.Si
Dosen Program Studi Teknologi Pangan
Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Sumber Pustaka:
http://www.februadi.com
Frederic Mousseau, Food Aid or Food Sovereignty? Ending World Hunger in Our Time. Oakland Institute, 2005
UN Food and Agriculture Organization. Key Statistics Of Food And Agriculture External Trade. http://www.fao.org/es/ess/toptrade/trade.asp?lang=EN&dir=exp&country=100
Shawn Hattingh. "Liberalizing Food Trade to Death." MRzine, May 6, 2008. http://mrzine.monthlyreview.org/hattingh060508.htm
http://www.fao.org/getinvolved/worldfoodday/en/
http://www.oxfamamerica.org/campaigns/food-justice/world-food-day
http://nefos.org
http://en.wikipedia.org/wiki/World_Food_Day

------------------------------------
Website http://ift.or.id ini merupakan top search artikel pangan di Indonesia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengirimkan artikel pangan kepada kami. Artikel Anda dapat segera menjadi artikel populer di Indonesia. Pengiriman artikel hanya akan dilayani via online di http://publikasi.ift.or.id/kirim-artikel atau http://journal.ift.or.id/node/14.

Saturday, October 6, 2012

Prof. Rindit sebagai ketua umum PATPI periode 2012-2014

Secara khusus IFT Community mengucapkan selamat atas dilantiknya Prof. Dr. Rindit Pambayun sebagai ketua umum Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan (PATPI) untuk periode 2012-2014. Pelantikan ini dilaksanakan bertepatan dengan acara kongres yang dihadiri oleh anggota PATPI pada 3 Oktober 2012. Acara ini dimulai dengan laporan pertanggungjawaban ketua PATPI lama, Dr. Dahrul Syah yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan rekapitulasi perhitungan suara. Prof. Rindit (tampak dalam foto, keempat dari kanan) dinilai menang telak atas saingannya, yaitu Prof. Achmad Subagio dan Prof. Giyatmi. Semoga dengan terbentuknya pengurus yang baru, kegiatan PATPI dapat lebih meriah dan lebih bermakna. IFT community juga berharap dapat melakukan kerjasama dibidang teknologi pangan khususnya untuk kemajuan teknologi di Indonesia.

Photo by Ayusta.
------------------------------------
Website http://ift.or.id ini merupakan top search artikel pangan di Indonesia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengirimkan artikel pangan kepada kami. Artikel Anda dapat segera menjadi artikel populer di Indonesia. Pengiriman artikel hanya akan dilayani via online di http://publikasi.ift.or.id/kirim-artikel atau http://journal.ift.or.id/node/14.

ShareThis