Friday, March 15, 2013

Komputerisasi/digitalisasi Produk Pertanian di Indonesia

Indonesia dan pertanian merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pembangunan pertanian di Indonesia sudah semestinya menempati posisi nomor satu dalam kebijakan pemerintah. Untuk pengembangan pertanian di Indonesia, metodenya bisa berupa metode yang sudah dikembangkan di luar negeri lalu diadaptasikan dengan keperluan di Indonesia.

Baru-baru ini, staf Indonesian Food Technologist Community, diundang untuk hadir dalam pertemuan dengan wakil dari Lincoln University, Dr. David Cobham (http://staff.lincoln.ac.uk/dcobham, untuk melihat detail). Hal yang menarik untuk disampaikan adalah pola pengembangan pertanian di Inggris, yang mengarah kepada pengayaan database produk lokal mereka. Para peneliti di universitas tersebut menggunakan sistem komputer untuk memetakan produk lokal hingga dapat menjawab berbagai persoalan di dunia pertanian melalui sistem model dengan bantuan komputer.

Teknologi seperti ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan di Indonesia dan metodenya tidak terlalu rumit. Dalam kesempatan ini, David juga menawarkan robot yang bisa mengambil image dari tempat yang jauh sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan kemudian kembali lagi dengan membawa gambar atau video hasil jepretan robot tersebut. Mungkin untuk yang ini, sangat baik untuk memetakan berbagai flora atau fauna di kawasan pedalaman di Indonesia. Sudah saatnya Indonesia memikirkan hal ini.

Dikirim dari kontributor IFT Community untuk wilayah Jawa Tengah.

Image adalah logo Lincoln University dari wikipedia.

------------------------------------
Website http://ift.or.id ini merupakan top search artikel pangan di Indonesia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengirimkan artikel pangan kepada kami. Artikel Anda dapat segera menjadi artikel populer di Indonesia. Pengiriman artikel hanya akan dilayani via online di http://publikasi.ift.or.id/kirim-artikel atau http://journal.ift.or.id/node/14.

Tuesday, March 12, 2013

Hasil Workshop Kementerian Pertanian tentang Tanaman Koro

Tanaman koro merupakan tanaman lokal dengan potensi untuk dapan ditingkatkan produksinya di Indonesia. Tanaman koro dapat dikembangkan sebagai sumber pakan dan pangan alternatif akan tetapi sayangnya belum optimal pengembangannya. Dalam penanamannya, tanaman koro lazim dijadikan sebagai tanaman sela. Pengembangan tanaman koro ini, sejalan dengan arahan Presiden RI dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan sesuai dengan target pembangunan pertanian indonesia, yaitu peningkatan diversifikasi pangan yang dapat dituangkan dalam berbagai macam aksi, diantaranya dengan peningkatan investasi agroindostri pangan berbasis pangan lokal. Diversifikasi pangan ini akan berdampak luas dan dapat mengurangi ketergantungan kedelai. Tanaman koro juga dapat digunakan sebagai pupuk dan sumber bioenergi. Produksi tanaman koro berkisar 7 ton/ha ditambah dengan produksi pupuk hijau sebanyak 40 ton/ha. Kandungan proteinnya yang sebesar 27%, mampu menggantikan protein kedelai.

Melalui misi Kementerian Pertanian untuk mengamankan plasma nutfah dan mendukung diversifikasi pangan dan serta sesuai dengan peraturan pemerintah tentang percepatan penganekaragaman konsumsi berbasis sumber daya lokal, maka perlu adaya program peningkatan investasi. Untuk mencapai hal ini, diperlukan kebijakan pemerintah terhadap pengembangan tanaman koro sebagai pangan alternatif diantaranya dengan penyediaan bibit tanaman koro, mapping lahan tanaman koro, dan masih banyak lagi hasil workshop lainnya.

Workshop ini diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian bekerjasama Universitas Diponegoro dan Paguyuban Jawa Tengah. Hasil workshop ini dihadiri oleh Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Kepala Badan Litbang Departemen Pertanian Dr. Ir. Haryono, MSc. dan berbagai nara sumber dari UNDIP, UGM, HKTI, Persatuan Tanaman Organik, dan KADIN yang akan dijadikan sebagai landasan bagi pemerintah terutama Kementerian Pertanian untuk mengambil kebijakan pemberdayaan tanaman koro di Indonesia.

Pustaka ini dapat disitir dengan menulis:
Kementerian Pertanian RI. 2013. Hasil Workshop Kementerian Pertanian RI tentang Permberdayaan Tanaman Koro. 11 Maret 2013. Universitas Diponegoro, Semarang. Indonesia.

Artikel ini dikirim oleh kontributor IFT Community wilayah Jawa Tengah (ALB).

------------------------------------
Website http://ift.or.id ini merupakan top search artikel pangan di Indonesia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengirimkan artikel pangan kepada kami. Artikel Anda dapat segera menjadi artikel populer di Indonesia. Pengiriman artikel hanya akan dilayani via online di http://publikasi.ift.or.id/kirim-artikel atau http://journal.ift.or.id/node/14.

Saturday, March 9, 2013

Workshop Pemberdayaan Tanaman Koro Kementerian Pertanian

Seiring dengan arahan Presiden RI dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, yaitu untuk: (1) memastikan pasokan memenuhi kebutuhan pangan; (2) memastikan cadangan beras pemerintah kuat; dan (3) meningkatkan produktivitas dan produksi, maka perlu adanya program pemerintah untuk menggalakkan potensi tanaman pangan di Indonesia sebaga alternatif sumber pangan.

Untuk mencapai hal ini, perlu diadakan langkah sosialisasi dan program pemberdayaan tanaman pangan alternatif di Indonesia. Tanaman koro rupanya mempunyai prospek yang cukup cerah dari sekian banyak sumber tanaman pangan. Untuk itulah, Kementerian Pertanian RI akan melakukan program sosialisasi diantaranya dengan melakukan workshop.

Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP sebagai penggagas tanaman koro, bersama dengan Kementerian Pertanian RI, pada hari Senin 11 Maret 2013 akan mengadakan Workshop dengan tema "Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Tanaman Koro sebagai Sumber Pangan dan Pakan Alternatif". Acara ini akan dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian RI, Ir. H. Suswono, MMA. Harapannya, dengan diadakannya workshop ini, maka isu serta tantangan pangan yang tengah dihadapi ini dapat segera dituntaskan untuk mewujudkan kestabilan ketahanan pangan di Indonesia.

Hasil dari workshop
Artikel tentang hasil dari workshop dengan menteri pertanian ini dapat dibaca pada artikel ini: http://www.ift.or.id/2013/03/hasil-workshop-kementerian-pertanian.html.

Gambar dari web ini adalah diambil dari skalanews.com

------------------------------------
Website http://ift.or.id ini merupakan top search artikel pangan di Indonesia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengirimkan artikel pangan kepada kami. Artikel Anda dapat segera menjadi artikel populer di Indonesia. Pengiriman artikel hanya akan dilayani via online di http://publikasi.ift.or.id/kirim-artikel atau http://journal.ift.or.id/node/14.

Friday, March 8, 2013

5 Perguruan Tinggi Percontohan Lingkungan Hidup sebagai Green Campus


Secara khusus IFT Community mengucapkan selamat kepada Universitas Pattimura Ambon, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Cendrawasih Jayapura, dan Universitas Diponegoro Semarang atas penghargaan yang telah diberikan Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Doktor. Balthasar Kambuaya MBA. Penghargaan ini disampaikan setelah acara peresmian UNS menjadi percontohan kampus hijau, Rabu, 6 Maret 2013. Dalam rangka mendukung tercapainya program Universitas Sebelas Maret sebagai Green Campus, Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, bersama Walikota Surakarta F.X Hadi Rudyatmo dan Prof. Dr. Ravik Karsidi. M.S selaku Rektor UNS, melakukan aksi penanaman pohon di sekitar kampus UNS.

Kelima universitas percontohan kampus hijau tersebut akan dipantau secara khusus oleh Kementerian Lingkungan Hidup selama setahun. Tiap universitas diharapkan membuat program bertema ramah lingkungan dan manakah yang paling bagus, akan diberi penghargaan. Pembangunan dengan memperhatikan keramahan pada lingkungan akan menjadi prioritas penilaian nantinya.

Disampaikan oleh kontributor IFT Community di UNS. Image dari FKIP UNS.

------------------------------------
Website http://ift.or.id ini merupakan top search artikel pangan di Indonesia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengirimkan artikel pangan kepada kami. Artikel Anda dapat segera menjadi artikel populer di Indonesia. Pengiriman artikel hanya akan dilayani via online di http://publikasi.ift.or.id/kirim-artikel atau http://journal.ift.or.id/node/14.

Wednesday, March 6, 2013

Pencemaran Daging Ayam di Pasar Tradisional

Makin tingginya polusi udara dan makin banyaknya faktor kontaminan terhadap produk pangan, semakin membuat konsumen khawatir untuk mengkonsumsi produk pangan yang beredar di sekitar kita. Daging, telur, susu, ikan, dan bahan pangan asal nabati selalu tercekam oleh banyaknya faktor-faktor tersebut yang akibatnya menjadikan angka pencemaran dalam produk pangan tersebut dapat semakin tinggi.

Penelitian baru-baru ini yang dilakukan oleh peneliti pangan Dr. Bambang Dwiloka dan kawan kawan, yang juga merupakan anggota IFT Community di salah satu pasar di kota Semarang, menunjukkan angka pencemaran Fe dan Zn yang masih dibawah ambang batas normal. Sebagaimana telah ditetapkan, ambang batas maksimum untuk kedua jenis logam ini adalah 40 ppm. Walaupun dibawah ambang batas maksimal, namun perlu terus diwaspadai karena kedua logam ini dapat dengan mudah terakumulasi didalam tubuh.

Berita dikirimkan oleh
Dr. Ir. Bambang Dwiloka, MS.
Peneliti Logam Berat pada Daging

------------------------------------
Website http://ift.or.id ini merupakan top search artikel pangan di Indonesia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengirimkan artikel pangan kepada kami. Artikel Anda dapat segera menjadi artikel populer di Indonesia. Pengiriman artikel hanya akan dilayani via online di http://publikasi.ift.or.id/kirim-artikel atau http://journal.ift.or.id/node/14.

ShareThis