ift.or.id - Singkong atau ketela pohon adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae dengan nama latin Manihot utilisima. Singkong mengandung sumber energi (karbohidrat) setara dengan beras padi. Kandungan protein dan lemak pada singkong sangat minim. Singkong dapat tumbuh di tanah kurang subur dengan perawatan yang tidak terlalu rumit. Namun sayangya upaya diversifikasi produk asal singkong, masih terbatas dan perlu dikembangkan.
Salah satu produk pengolahan singkong adalah beras singkong. Bahan bakunya adalah kombinasi antara singkong putih dan singkong kuning yang mengandung kadar HCN rendah. Takaran beras padi 100 gram sama dengan segenggam beras singkong. Setiap 100 gram beras singkong 34 gram karbohidrat dan 121 kalori. Beras singkong mengandung fosfor 40 gram dan kalium 34 gram.
Teknologi beras singkong sebenarnya sudah dikembangkan di Negara Filiphina dan beberapa wilayah di Indonesia. Cara membuatnya sederhana, yaitu singkong direndam beberapa hari, kemudian dicuci sampai bersih untuk menghilangkan bau dan kotoran, selanjutnya dibuat tepung dan dikeringkan. Untuk membuat butiran seperti beras tepung dipercikkan air, dibuat butiran kecil, kemudian dikukus dan dikeringkan. Pengeringan biasanya dilakukan di panas Matahari. Beras singkong ini dapat disimpan cukup lama apabila pengeringan cukup sempurna atau kadar airnya cukup rendah. Cara mengkonsumsi dan memasak beras singkong tidak jauh berbeda dengan beras padi. Rasanya pun hampir sama dengan beras padi. Beras singkong dapat dikonsumsi bersama lauk layaknya beras padi.
Kurang populer
Sayangnya, sebagian masyarakat Indonesia berparadigma hanya beras padi yang dapat dijadikan makanan pokok utama. Meskipun kandungan gizi beras singkong tidak kalah dengan beras padi, masyarakat masih menganggap nasi dari beras singkong kurang bergengsi. Apalagi dewasa ini, singkong dikonsumsi oleh sebagian masyarakat kelas bawah yang rawan kekurangan pangan.
Hal tersebut diantaranya disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya sosialisasi mengenai pengolahan singkong. Maka diperlukan suatu upaya pendekatan langsung di masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada mereka tentang manfaat beras singkong sebagai pengganti makanan pokok beras padi. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui diversifikasi produk singkong menjadi pangan pokok alternatif.
Sumber :
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0402/02/humaniora/832665.htm
Rahmawati, MP. 2000. Pengembangan Industri Kreatif Melalui Pangan Lokal Singkong. Fakultas Teknik, UNY.
Image:
http://qshes-safetyclub.com/idn/2010/10/one-day-no-rice/nasi-singkong-ts-dlm/
-Kontributor IFT Verra Okti Purwananti-
1 comments:
mungkin nkarena tidak ada informasi beras singkong di media masa ?
Post a Comment