Sunday, January 12, 2014

Potensi Kunyit sebagai Pengawet Alami pada Produk Pangan

Pengawetan makanan telah dilakukan sejak zaman dahulu. Teknologi yang belum begitu canggih membuat orang pada zaman itu lebih memilih menggunakan pengawet secara alami. Manfaat yang dapat diperoleh dari pengawetalami adalah dampak positif bagi kesehatan tubuh konsumennya. Pengawet alami yang digunakan pada waktu itu dapat berupa garam, gula, cabai, rempah - rempah atau yang lainnya. Berbeda dengan sekarang yang hanya menggunakan ekstrak – ekstraknya saja, mengingat sedikitnya produksi bahan – bahan yang akan digunakan sebagai pengawet alami. Disamping itu, cara meminimalisir kerugian dari penggunaan pengawet alami adalah dengan mengambil senyawa – senyawa yang ada di dalam bahan – bahan tersebut. Salah satunya adalah penggunaan kunyit ( Curcuma domestica ) Senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet makanan yang cukup berdampak positif bagi konsumennya. 

Banyaknya penggunaan pengawet makanan yang berbasis bahan kimia hasil racikan dari berbagai senyawa – senyawa kimia dinilai merugikan para konsumennya. Dampak buruk seperti pemicu kanker dapat terjadi akibat penggunaan bahan kimia dalam produk pangan. Walaupun penggunaan bahan kimia ini sesuai dengan takarannya, namun apabila setiap orang mengkonsumsi makanan yang memiliki pengawet makanan berbasis bahan kimia secara kontinyu, maka akan menimbulkan karsinogenik atau zat pemicu kanker. Sehingga perlu mencari bahan pengawet alami sebagai pengganti pengawet kimia. Pengawet alami dapat diperoleh langsung dari alam, namun bisa pula dengan pengambilan senyawa – senyawa nya saja dari bahan pangan tersebut. 

Penggunaan kunyit sebagai pengawet alami telah terbukti bahkan kemampuan pengawetan menggunakan kunyit melebihi kemampuan pengawetan menggunakan formalin. Misalnya pada pengawetan tahu, tahu merupakan produk bahan pangan yang mudah sekali basi. Oleh karena itu, penggunaan pengawet sangatlah diperlukan. Salah satu bahan pengawet yang tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh adalah dengan menggunakan kunyit. Menurut hasil penelitian Mulyadi (1997) membuktikan bahwa dengan konsentrasi kunyit 18,73 % (b/v) dengan perendaman 30menit terhadap tahu dapat meningkatkan daya tahan tahu yaitu lebih lama 5 jam dibanding dengan tahu yang tidak direndam dengan larutan kunyit. Selain digunakan sebagai pengawet namun kunyit juga digunakan sebagai pewarna juga memberi rasa khas pada tahu sehingga lebih menarik minta pembeli. Penggunaan kunyit sebagai pengawet alami pada makanan dapat digunakan secara langsung, maupun melalui proses pengkapsulan. Kunyit yang dibuat sebagai mikrokapsul mempunyai kelebihan dibanding kunyit yang masih utuh. Kelebihannya adalah mikrokapsul kunyit memiliki kelarutan yang baik dan dapat larut dalam panas yang tinggi dibanding kunyit alami. Jika kunyit dimanfaatkan dalam bentuk utuh, maka perlu ditambahkan senyawa tambahan yakni asam askorbat atau vitamin C. Penambahan vitamin ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan sifat antijamur dalam makanan. 
Senyawa – senyawa kurkumin dan minyak atsiri yang terkandung dalam kunyit mampu menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga dapat mempertahankan mutu pangan. Senyawa kurkumin yang terkandung dalam kunyit sekitar 3 - 4%. Semakin banyak kandungan senyawa kurkumin dan minyak atsiri dalam kunyit maka semakin lama pula daya tahan bahan makanan tersebut.

Kesimpulannya, pengawet buatan dapat disubtitusi oleh pengawet alami kunyit baik berupa kunyit utuh atau mikrokapsul yang memiliki manfaat dan pengolahannya lebih mudah dari pada pengawet buatan.Senyawa kurkumin dan minyak atsiri di dalam kunyit dapat meningkatkan daya tahan tahu lebih dari 5 jam, dan memberikan warna alami yaitu warna kuning khas yang memberi aroma khas pada produk pangan seperti tahu sesuai dengan keinginan konsumen.

Daftar Pustaka
Khalil O.A.K, O.M. Mascarenhas de Faria Oliveira, J.C. R Vellosa, A. Urba de Quadros, L.M. Dalposso, T.K. Karam, R.M. Mainardes, N.M. Khalil.2012. Curcumin antifungal and antioxidant activities are increased in the presence of ascorbic acid. The Journal of Food Chemistry 133 (2012) 1001–1005
Kristina,Natalini Nova., R.Noveriza, S.F. Syahid dan M. Rizal . PELUANG PENINGKATAN KADAR KURKUMIN PADA TANAMAN KUNYIT DAN TEMULAWAK. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
Mulyadi. 1997. Akuntansi Managemen, Konsep Manfaat dan Rekayasa. STIE YKPN : Yogyakarta
Pasaraeng, Erling., Jemmy Abidjulu, M R. J. Runtuwene. 2013. Pemanfaatan Rimpang Kunyit (Curcuma domesticaVal) Dalam Upaya Mempertahankan Mutu Ikan Layang (Decapterussp). JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (2) 84-87. Diakses melalui http://e-journal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo

Tulisan ini disusun oleh Fitria Aprilianingsih, Kholipatus Syuhada, Dwi Oktaviani, Anastasya Pradita Situmorang dari Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity. 
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Friday, January 10, 2014

Beasiswa Perjalanan untuk Mengikuti Annual Meeting IAFP 2014 di Indiana, Amerika

International Association for Food Protection (IAFP) akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang akan menghadiri "Annual Meeting (including symposia and technical sessions) IAFP". Deadline pendaftaran adalah 25 Februari 2014. Annual meeting ini pada tahun 2014 akan diselenggarakan pada tanggal 3-6 Agustus (Minggu - Rabu) di Indiana Convention Center, Indianapolis, Indiana, Amerika Utara. Silakan klik link dibawah untuk melihat persyaratan pendaftaran dan link ke event ini selengkapnya.

Link persyaratan pendaftaran beasiswa perjalanan:
http://www.foodprotection.org/about-us/awards/pdfs/Award-Criteria-Student-Travel-Scholarship.pdf
Link berita annual meeting:
http://www.foodprotection.org/annualmeeting/

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Saturday, January 4, 2014

Asam Sitrat Sebagai Pengawet Alami dalam Permen

Permen adalah makanan kegemaran terutama untuk kalangan anak-anak karena mempunyai cita rasa yang disukai oleh anak-anak. Agar semakin diminati oleh anak-anak, permen mempunyai aneka bentuk dan rasa. Sebagaimana diketahui, permen dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama oleh adanya suatu bahan pengawet. Pembahasan kali ini berhubungan dengan salah satu kandungan permen, yaitu asam sitrat. Permen juga memiliki rasa yang asam dan hal tersebut dihasilkan karena adanya penambahan asam sitrat.

Asam sitrat mempunyai sumber karbon utama yaitu glukosa selain itu asam sitrat termasuk salah satu asam organik yang paling penting dan diproduksi dalam tonase selama proses fermentasi. Asam sitrat dapat diproduksi secara kimiawi yaitu dengan cara fermentasi menggunakan mikroorganisme. Salah satu contoh proses fermentasi mikroorganisme adalah fermentasi gula yang dibantu oleh bakteri Aspergillus niger sehingga dapat menghasilkan produksi asam sitrat. Selain bakteri Aspergillus niger terdapat contoh-contoh mikroba lain yang dapat menghasilkan asam sitrat, contohnya adalah sebagai berikut : Aspergillus wentii, Penicillium luteum, Penicillium citrinum, Mucor piriformis, Citromyces pfefferianus, Candida lipolytica, Trichoderma viridae, dan Corynebacterium sp. 

Selain sebagai bahan pengawet pada makanan, fungsi lain dari asam sitrat yaitu berfungsi sebagai bahan pengemulsi, anti oksidan, anti koagulan darah, dan pengawet pada industri makanan. Asam sitrat juga tidak hanya digunakan dalam pembuatan permen, tetapi juga terdapat dalam produk makanan lainnya dengan kegunaan yang berbeda, contoh produk makanan yang mengandung asam nitrat di dalamnya yaitu selai, salad, dan daging. Pada pembuatan selai, asam sitrat berfungsi untuk menekan jumlah sukrosa dan menyesuaikan pH. Sedangkan dalam pembuatan salad dan daging asam sitrat digunakan untuk mencegah adanya proses pencoklatan enzimatis, dan dalam keadaan suhu rendah, lemak dan minyak yang terkandung di dalamnya bekerja sebagai penghambat logam katalis oksidasi. 

Sebagian besar sel hidup dapat memproduksi asam sitrat sebagai perantara dalam siklus metabolismenya. Apabila mengkonsumsi produk pangan yang mengandung asam sitrat, maka air liurnya akan mempengaruhi derajat kejenuhan saliva yang berhubungan dengan hidroksiapatit. Hidroksiapatit merupakan suatu jenis material yang berfungsi untuk menggantikan mineral jaringan pada tulang. Pengaruh yang terjadi pada kondisi air liur tersebut yaitu adanya penurunan tingkat kejenuhan terhadap saliva.

DAFTAR PUSTAKA
Citric Acid Production from U-V Mutated Estuarine Aspergillus niger V. Vasanthabharathi, N. Sajitha and S. Jayalakshmi, Faculty of Marine sciences, Annamalai University, Parangipettai, Tamilnadu, India
Studi Kinetika Pertumbuhan Aspergillus Niger Pada Fermentasi Asam Sitrat Dari Kulit Nanas Dalam Reaktor Air-Lift External Loop

Artikel ini disusun oleh:
Putri Fitriani  
Niar Fasokhani  
Alice Fitri Maulita
Pingki Candra Sari
Adinda Maya Kartika

Image dari: http://japanvisitor.blogspot.com
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity. 
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

ShareThis