Wednesday, December 16, 2015

Website baru Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan: OJS nan cantik

Tuntuntan untuk selalu dapat menjadi wadah publikasi bagi para peneliti pangan, kini makin dirasakan oleh dewan redaksi Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan (JATP). Oleh karena itu, dewan redaksi mengembangkan sistem proses dan publikasi jurnal melalui fitur online journal system.

Fitur ini memberikan peluang lebih baik bagi para penulis maupun tim teknis dari redaksi jurnal yang bermuara pada kualitas artikel yang baik. Alamat website baru, kini berubah menjadi:

http://jatp.ift.or.id

Alamat website lama, yaitu www.journal.ift.or.id akan tetap online dan hanya akan memuat publikasi hingga tahun 2015 dan sebagian tahun 2016. Oleh karena itu, penulis sangat diharapkan untuk dapat memanfaatkan fitur yang ada di website baru kami, termasuk metode pengiriman artikel.

Walaupun proses pengiriman artikel kini dilakukan melalui website baru, namun website lama tetap dapat digunakan untuk mengirimkan artikel. Kami bertekad untuk mempermudah proses publikasi dan selalu dekat di hati para penulis artikel pangan di Indonesia.

Saturday, November 21, 2015

Riset pangan plus bisnis menuju kedaulatan pangan

Riset di bisang pangan terus berkembang dan saat ini pemerintah menggalakkan potensi pangan lokal. Hampir semua lini riset, menitikberatkan pada riset pangan dan Indonesia akan unggul jika riset sacam ini terus dilakukan. 

Organisasi international bidang pertanian, Association of Students in Agriculture and Related Science Local Committee Undip (IAAS LC Undip) dalam rangka meningkatkan gairah riset dan usaha dibidang pangan, telah mengadakan seminar yang betemakan  "Integrasi Pengembangan Riset dan Partisipasi Bisnis Menuju Indonesia Berdaulat Pangan", di Auditorium Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro tanggal 14 November 2015. Seminar ini dimoderatori oleh Ir. Whitono. M.Si dari Badan Ketahanan Pangan. Narasumber pada seminar ini yaitu Ir. Sriyanto (dari Badan Penelitian dan Pengembangan (BalitbangJawa Tengah) dan Bapak Pratomo (manajer utama Hortimart Bawen). 

Hasil diskusi dari seminar ini dimuat dalam Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 4 No 4 Th 2015 pada bulan November. 

Thursday, November 19, 2015

Jumlah bakteri di tubuh kita kira-kira berapa beratnya?

Pasti kita tidak pernah terpikir akan berat bakteri yang ada dalam tubuh kita. Makhluk yang tidak terlihat oleh mata biasa ini rupanya tersebar diseluruh badan dan mencapai angka yang fantastik. Hebatnya pula, bakteri yang ada di tubuh kita ini, mempunyai peranan dominan dalam seluruh kesehatan tubuh. 

Menurut Professor Jiro Nakayama dari Jepang, dalam tubuh kita terdapat sekitar 1 kilogram bakteri dan proporsi yang paling besar ada di dalam perut yang jumlahnya lebih dari 10 pangkat 14 sel. Oleh karena itu, Ketidakseimbangan mikrobiologi dalam perut akan berpengaruh pada keseimbangan bakteri secara global dan akan berujung pada terjadinya berbagai macam gangguan fungsi dan penyakit.

Informasi ini disampaikan pada acara International Conference of Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria and Gut Microbiota (IC-ISLAB-GM) ke-5 yang dilaksanakan oleh Fakultas Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada pada tanggal 13-14 November 2015.

Friday, October 9, 2015

Teknologi Pangan Undip Gandeng Max Rubner Institute

Teknologi pangan terus berkembang dan bagaimana perkembangan teknologi di Jerman? Hal ini sangat menarik untuk dibicarakan dalam sebuah diskusi ilmiah. Teknologi Pangan Undip menggelar acara diskusi ilmiah pada hari Senin, 12 Oktober 2015 jam 09.00–11.00 WIB di Ruang Serba Guna Gedung Dekanat Lt. 2 yang dikemas dalam sebuah ceramah bertajuk "PROGRESS ON APPLIED FOOD TECHNOLOGY AND BIOPROCESS ENGINEERING IN GERMANY" yang akan menghadirkan DR. RALF GREINER, dosen senior teknologi pangan dari Max Rubner Institute, Germany.

Tim panitia membuka kesempatan HANYA UNTUK 30 PESERTA terpilih. Acara ini gratis dan peserta akan mendapat sertifikat ilmiah. Pendaftaran dilakukan dengan mengirimkan email ke: novia.tridamayanti@gmail.com dengan subyek: DAFTAR JERMAN dengan isi email: NAMA, ANGKATAN, NIM, NO HP, dan PROGRAM STUDI.

Pendaftaran hanya dibuka pada hari Jumat 9 Oktober 2014 sd pukul 21.00.

Friday, August 14, 2015

Kolaborasi dan Partner Penelitian Bidang Pangan dan Obat

 Dewasa ini, topik ketahanan pangan dan obat telah menjadi trend dan fokus utama pada berbagai kegiatan penelitian di hampir semua lembaga penyedia kegiatan penelitian di Indonesia. Oleh karena penelitian bidang pangan dan obat menjadi trend saat ini, maka kompetisi sudah dapat dipastikan akan semakin ketat. Dalam kondisi ini, hanya usulan penelitian yang bermutu saja yang akan diterima. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas penelitian adalah dengan mengutamakan unsur kolaborasi atau partnership.

Indonesian Food Technologists sangat menyambut gembira adanya program kegiatan penelitian yang mengutamakan kolaborasi. Dalam rangka menyambut kegiatan semacam ini, maka Indonesian Food Technologists bersedia untuk mengarahkan partner kegiatan kepada ahli yang tepat dari berbagai lembaga penelitian maupun industri. 

Oleh karena itu, silakan kontak kami untuk mendapatkan informasi partner yang tepat melalui alamat email kami sebagaimana tercantum pada footer newsletter ini. Indonesian Food Technologists tidak akan memungut biaya apapun untuk pelayanan ini.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Sunday, July 26, 2015

Penyakit akibat Pangan pada Anak Pasca Liburan Lebaran


Libur lebaran tahun 2015 ini dapat dikatakan sebagai libur yang panjang, karena bertepatan dengan masa libur anak-anak sekolah, sehingga arus mudik dan arus balik juga mengikuti masa libur ini. Hal ini dapat dilihat bahwa arus balik pasca lebaran tahun ini, hingga 10 hari setelah hari raya idul fitri. Dibalik ramainya arus balik ini ternyata banyak hal tentang kesehatan yang terjadi terutama pada si kecil oleh karena adanya kondisi yang tidak nyaman dan kondisi lelah menjalani kegiatan liburan. Kondisi kesehatan yang menurun ini akan bertambah repot ketika rumah sakit juga penuh oleh karena banyaknya pasien dan para dokter serta perawat belum kembali dari acara liburan mereka. Berikut ini adalah ulasan mengenai kegiatan pada anak yang berpotensi menimbulkan sakit dan cara pencegahannya agar segera sembuh dan terhindar dari sakit.

1. Banyak makan yang manis tanpa sadar
Makanan manis sangatlah disukai oleh anak-anak dan selalu tersedia pada hidangan lebaran terutama untuk anak-anak. Setiap kunjungan ke rumah sanak-saudara, pasti yang akan dihidangkan dan yang akan disukai adalah makanan yang manis, sedangkan rasa manis pada makanan bersumber pada dua macam: yaitu gula alami dan gula buatan. Gula selain dikenal sebagai pemanis, juga dikenal sebagai pengawet alami, sehingga makanan yang manis pada umumnya adalah makanan bukan fresh atau baru, melainkan makanan yang sudah lama. Kondisi makanan yang sudah lama ini, dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena kuman sebenarnya sudah pada ambang batas maksimal. Hal inilah yang menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan seperti batuk dan pilek sebagai akibat makan-makanan manis yang terlalu banyak. Selain itu, banyak pemanis buatan yang menyebabkan "nausal problem" dan banyak gejala seperti: kering pada bibir, tenggorokan, munculnya sakit kepala. Oleh karena itu, batasi konsumsi makanan yang manis untuk anak.

2. Banyak makan buah atau hijauan secara tidak berimbang
Mungkin sangat jarang dijumpai makan-makanan yang mengandung serat atau hijauan pada hidangan lebaran, akan tetapi banyak dijumpai buah-buahan di sela-sela hidangan lebaran. Ketika sang anak berkunjung dari satu rumah ke rumah lain, mungkin akan banyak makan, dan akan terasa kenyang. Namun ketika anak melihat tersedia jus alpukat, anggur, manisan salak, jeruk, maka si kecil pasti akan berminat. Inilah penyebab utama perut terasa "sebah" atau penuh oleh gas dan kemudian muntah-muntah. Pastikan si kecil mengkonsumsi jangan terlalu banyak buah-buahan terutama yang dapat menyebabkan perubahan asam lambung secara spontan seperti salak, alpukat, kelengkeng, dan nanas. Kebanyakan orang tua berpikir bahwa buah tersebut berdampak baik pada anak, namun bisa jadi malah sebaliknya, anak mengalami muntah-muntah dan perut kembung. Oleh karena itu atur dengan sebaik-baiknya volume buah-buahan yang masuk perut anak agar tidak terlalu banyak dikonsumsi. Gejala lain yang kemudian muncul adalah mencret jika tidak segera ditangani dengan baik. Jika sang anak sudah dalam kondisi mencret, maka jangan langsung diberi obat anti mencret, namun lebih baik diberi larutan gula-garam dan minum air hangat agak panas sebanyak-banyaknya. Setelah itu, sang anak dapat diberi obat anti kembung. Jika sang anak melakukan buang air besar berulang kali, jangan cemas, segera ikuti dengan minum air sebanyak mungkin dan mengkonsumsi makanan yang lebih banyak karbohidratnya, seperti nasi dan bubur kacang hijau. Proses buang air besar juga merupakan proses pengobatan untuk mengeluarkan kotoran yang menganggu perut.

3. Makan tidak dalam kondisi higienis
Secara alami, sang anak pasti akan bermain dan akan memegang apa saja yang dimainkannya, termasuk memegang binatang piaraan dan tanpa sadar mereka akan makan tanpa cuci tangan. Mungkin jika tidak dalam kondisi yang lelah, sang anak dapat tahan terhadap serangan kuman akibat tangan kotor, namun dalam suasana lebaran, kondisi anak pasti lelah dan daya tahan tubuh menurun. Kondisi inilah yang menyebabkan anak mencret secara tiba-tiba dan sakit kepala. Nah dua gejala ini perlu dicermati dengan gejala sebelumnya yang disertai dengan kembung terlebih dahulu. Jika kondisi ini muncul, maka perlu segera ke dokter untuk mendapat perawatan karena perut telah terinfeksi dengan kuman. Agar terhindar dari penyakit ini, hendaknya selalu memastikan tangan sang anak dalam keadaan bersih sebelum mereka makan apapun.

Penulis:
Ahmad N. A.
Pemerhati masalah pangan.


---------------------
Website ift.or.id ini merupakan top search website pangan di Indonesia. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengirimkan artikel pangan Anda kepada kami karena akan segera dapat dipublikasikan kepada masyarakat luas. Pengiriman artikel hanya akan dilayani via portal ini.

Tuesday, June 23, 2015

One Day Workshop on Food Product Development di Unika Semarang

Dalam rangka menyambut dies natalis ke-20 Fakultas Teknologi Pertanian dan dies natalis Program Master Teknologi Pangan, maka Unika Soegijapranata Semarang akan menyelenggarakan One Day Workshop on Food Product Development pada tanggal 25 Juni 2015 yang dimulai dari jam 08.00-16.00 di Ruang Seminar Gedung ALbertus lantai 2.

Kesempatan ini diberikan kepada para mahasiswa, dosen, peneliti, dan umum untuk dapat mendaftar melalui kontak person dengan nomor 087836358559.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Monday, June 15, 2015

Teh sebaiknya disimpan dimana?

Teh hitam dan teh hijau sebaiknya disimpan dimana? Ternyata pertanyaan ini menimbulkan banyak jawaban. Bahkan ada juga jawaban yang mengatakan bahwa sebaiknya teh tidak disimpan dalam kulkas. Aninda Ayu Arizka dan Joko Daryatmo dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang, telah berhasil meneliti pengaruh pengemasan dan suhu penyimpanan terhadap kualitas teh hitam dan teh hijau. Penelitian ini nampaknya dapat menjawab pertanyaan tentang penyimpanan teh tersebut. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyimpanan teh pada suhu 10˚C dinilai lebih mampu mempertahankan kualitas teh dan hitam dibandingkan penyimpanan pada suhu 30˚C. Jenis pengemas "paper sack" merupakan kemasan yang berpotensi paling baik dalam mempertahankan kualitas teh.

Artikel penelitian ini dapat dibaca teks lengkapnya dan dapat di download secara gratis melalui website jurnal pangan kami: http://journal.ift.or.id volume 4 nomor 4 tahun 2015. Link secara langsung untuk mendapatkan artikel ini adalah: http://journal.ift.or.id/node/183

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Thursday, May 21, 2015

Mana yang lebih baik untuk uji antioksidan: ABTS atau DPPH?

Seiring dengan meningkatnya kasus penyakit kanker, maka beberapa produk pangan sebagai sumber antioksidan, kini makin banyak digali potensinya dan makin banyak diteliti. Hampir setiap senyawa bioaktif dalam pangan, selalu dikaitkan dengan aktivitas antioksidannya. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai uji antioksidan dengan menggunakan dua senyawa populer: DPPH dan ABTS.

Kedua senyawa ini terbukti mampu untuk memberikan indikator kapasitas antioksidan dan lazim digunakan untuk analisis antioksidan pada bahan atau produk pangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 50 buah-buahan yang berpotensi memberi efek antioksidan, maka didapat hasil bahwa jika dibandingkan dengan DPPH, maka uji antioksidan dengan menggunakan ABTS ternyata lebih memberikan korelasi positif dengan oxygen radical absorbance capacity (atau ORAC), kadar fenol, dan kadar flavonoid.

Disamping itu, hasil analisis antioksidan dengan menggunakan ABTS dapat memberikan hasil yang lebih tinggi daripada pengujian dengan menggunakan DPPH. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa uji antioksidan dengan menggunakan ABTS ternyata mampu memberikan indikator antioksidan yang lebih baik daripada DPPH.

Artikel ini disarikan dari artikel dengan judul "Comparison of ABTS/DPPH assays to measure antioxidant capacity in popular antioxidant-rich US foods" yang telah dipublikasikan oleh Journal of Food Composition and Analysis Volume 24 Issue 7, p 1043-1048 November 2011.

-------------------------------------------------------

Cara menyadur artikel ini:
Indonesian Food Technologists. 2015. Mana yang lebih baik untuk uji antioksidan: ABTS atau DPPH? Newsletter IFT Edisi Mei 2015.

Tuesday, May 5, 2015

Susu kecipir dan potensinya untuk bahan pangan sumber protein

Rendahnya atensi masyarakat terhadap pemanfaatan kecipir (Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC.) sebagai sumber protein alternatif disebabkan oleh rasa langu dari biji kecipir yang telah diproses. Para peneliti dari Program Studi Teknologi Pangan Program Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pelita Harapan, Tangerang, yaitu Chiara Wijaya, Leonardus Broto Sugeng Kardono, Jeremia Manuel Halim telah berhasil untuk memperoleh metode untuk meningkatkan akseptabilitas susu kecipir dengan penambahan bahan penstabil dan jus jahe.

Penelitian ini berhasil dipublikasikan dalam Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Volume 4 Nomor 4 tahun 2015 yang dapat diperoleh artikel lengkapnya melalui link ini: http://journal.ift.or.id/node/182. Para penelitia ini mencoba untuk mengukur penerimaan konsumen terhadap aroma, rasa, viskositas, dan akseptabilitas susu kecipir secara keseluruhan setelah berbagai proses dilakukan.

Silakan download full artikelnya melalui link yang telah disediakan tersebut. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan akan memuat artikel pangan yang aplikatif seperti ini. Oleh karena itu, segera kirimkan artikel pangan Anda melalui portal resmi jurnal: http://journal.ift.or.id.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Saturday, April 11, 2015

Makanlah buah tomat matang dan hindari daun tomat

Buah tomat merupakan buah yang lazim dimakan pada saat buah tersebut matang dan ketika buah tersebut belum matang, lebih baik dihindari untuk dikonsumsi karena mengandung komponen yang berbahaya yang dinamakan Solanine, yaitu salah satu golongan alkanoid. Selain itu, ada juga komponen yang dinamakan glikoalkaloid tomatin (glycoalkaloid timatine) dan beberapa glikoprotein yang jika dikonsumsi akan menimbulkan banyak gangguan kesehatan.

Komponen berbahaya tersebut ternyata juga terdapat di dalam daun tomat. Oleh karena itu, daun tomat tidak bisa untuk dikonsumsi. Banyak orang yang menggunakan daun tomat sebagai insektisida dan pestisida dengan mencampurkan daun tomat dengan air dan ditumbuk hingga tercampur merata dan diperam selama beberapa jam.

Efek yang muncul terhadap kesehatan adalah gangguan pencernaan seperti diare, dan gangguan iritasi pada kulit. Selain itu, juga dapat sebagai penyebab terjadinya migren. Oleh karena itu, makanlah buah tomat yang sudah matang agar terhindar dari terkonsumsinya komponen-komponen tersebut.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

JATP Resmi menjadi Member CrossRef: Proof of Quality

Ucapan selamat ditujukan kepada Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan (JATP) karena telah resmi menjadi member dari CrossRef. Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa dan menjadi bukti yang otentik bahwa JATP diminati oleh para penulis artikel ilmiah di bidang pangan dan bukti dari kerja keras para anggota dewan redaksi dalam mempertahankan rutinitas terbit jurnal. Sejak pertama kali berdiri, yaitu tahun 2012, JATP mendapat dukungan berbagai artikel dan rupanya untuk mendapatkan artikel dengan kualifikasi tertentu, sangat susah. Hal ini mungkin berhubungan dengan budaya menulis yang masih belum tinggi di Indonesia. Wajar, karena untuk menulis artikel ilmiah yang terbit dalam jurnal, tidak hanya berbekal pada laptop saja, namun juga berbekal pada data. Tahun 2012 telah berhasil dilalui dengan baik karena dinilai dapat menjaga rutinitas terbit sebanyak empat kali dalam setahun. Hal ini berlanjut pada tahun-tahun berikutnya dan rutinitas terbit dapat terjada hingga saat ini.

Satu Artikel untuk Satu Alamat Website
Para penulis artikel ketika harus menunjukkan tulisannya untuk ditunjukkan ke orang lain, misalnya atasan atau tim penilaian angka kredit, biasanya akan ditanyakan apakah artikel ini sudah diunggah ke internet atau belum. Jika sudah diunggah, maka akan ditanyakan alamatnya. Setiap artikel yang dipublikasikan di JATP sudah dipastikan mempunyai alamat link yaitu http://journal.ift.or.id/node/xx. Huruf xx ini adalah angka atau huruf spesifik artikel. Dengan didapatkannya nomor doi, maka tiap artikel kini akan mendapatkan nomor doi yang dapat dijadikan sebagai alamat artikel tersebut dalam jaringan publikasi internasional. Misalnya, sebuah artikel mempunyai doi 10.17728/jatp.2015.10 maka artikel tersebut sebenarnya mempunyai link atau tautan di http://dx.doi.org/10.17728/jatp.2015.10. Silakan dicoba untuk artikel lainnya.

Upaya yang telah dilakukan untuk mendapatkan nomor doi ini adalah suatu bukti nyata bahwa JATP selalu mengedepankan unsur kualitas publikasi. Tunggu apalagi, silakan submit artikel penelitian melalui fasilitas online di http://journal.ift.or.id. Artikel yang masuk akan segera mendapat review dari para reviewer JATP dan dewan redaksi akan selalu pada prinsip: fast response serta rapid review sehingga artikel akan secara cepat dapat dipublikasikan. JATP akan selalu berupaya menjadi mitra para penulis bidang pangan yang dapat diandalkan.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Thursday, April 9, 2015

Eksplorasi Olahan Makanan Berbasis Biji Gandum Asli Indonesia

Eksplorasi jenis-jenis makanan berbasis biji gandum domestik belum banyak dilakukan di Indonesia. Melihat hal ini, para peneliti pangan dari Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yaitu Nugraheni Widyawati, Sony Heru Priyanto, Djoko Murdono, dan Theresa Dwi Kurnia telah melakukan serangkaian penelitian guna mengetahui kualitas berbagai jenis makanan berbasis biji gandum domestik agar enak dan layak dijual dipasaran. Para peneliti tersebut menggunakan produk gandum tropis domestik dengan varietas Dewata. Eksplorasi dilakukan dengan cara melakukan percobaan pengolahan dan pengujian kualitas organoleptik.

Para peneliti ini berhasil melakukan eksplorasi 22 jenis makanan. Berdasarkan hasil eksperimen tersebut, terdapat 21 jenis makanan yang mempunyai kualitas orgnoleptik yang bagus. Silakan baca artikel ini dalam sebuah publikasi di Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Volume 4 Nomor 2 Bulan Mei Tahun 2015 dengan link DOI: http://dx.doi.org/10.17728/jatp.2015.13

Setiap peneliti yang mempublikasikan karya ilmiah di jurnal ini akan mendapat kesempatan untuk tampil di laman resmi Indonesian Food Technologists dan artikelnya dapat dipastikan akan berada pada rangking utama pencarian pustaka pangan di Indonesia.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Sunday, April 5, 2015

Bisnis Agroindustri Chips Jagung memang Menguntungkan

Indonesia merupakan negara agraris yang luas lahan pertaniannya mencapai 107 juta hektar, dari total luas daratan Indonesia yang mencapai 192 juta hektar. Dari luas lahan pertanian tersebut, luas lahan jagung sekitar 3,35 juta hektar, dan mampu menghasilkan jagung sebanyak 11,22 juta ton. Jagung sebagai bahan pangan pokok mempunyai nilai gizi yang cukup baik, karena memiliki kandungan karbohidratnya mencapai 63,60 persen juga mengandung lemak dengan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, protein sebanyak 7,90 persen, mineral dan vitamin termasuk kandungan vitamin A yang tinggi (440 SI) dibanding jenis biji-biji lainnya. Namun potensi produksi dan kandungan gizi jagung sebesar dan sebaik itu belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu cara meningkatkan nilai tambah produk jagung adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam produk olahan jagung (agroindustri).

Agroindustri itu sendiri adalah suatu usaha untuk menciptakan suatu produk olahan dalam bentuk barang jadi maupun barang setengah jadi yang bahan baku utamanya merupakan produk pertanian. Dengan kata lain, agroindustri merupakan suatu kegiatan industri yang memproses bahan baku pertanian menjadi bentuk lain yang lebih menarik dan memberikan nilai tambah serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Agroindustri penting dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai tambah, terutama pada saat produksi melimpah dan harga produk rendah, juga untuk produk yang rusak atau bermutu rendah, maka disinilah saat yang tepat untuk mengolahnya lebih lanjut.

Salah satu peneliti dari Fakultas Pertanian, Universitas Islam Makassar, Bapak Syamsul Rahman, telah berhasil menanalisa bisnis agroindustri produk pangan berupa chips jagung yang dikelola secara hom industri. Berita megenai hal ini dapat dilihat pada terbitan terbaru Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Volume 4 Nomor 3 Tahun 2015 dengan link: http:/journal.ift.or.id/node/128. Peneliti yang mempublikasikan artikelnya di Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan diberi kesempatan untuk dapat menampilkan karya ilmiahnya melalui situs resmi Indonesian Food Technologists ini.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Saturday, April 4, 2015

Alat Kontrol Otomatis Suhu dan Kelembaban pada Kumbu Jamur Merang

Jamur merang dinilai dapat tumbuh dengan baik pada suhu 30–35˚C dan sangat cocok dibudidayakan pada dataran rendah. Jamur merang mengandung 25,9-28,5% protein, lebih tinggi dibanding protein beras (7,38%) dan gandum (13,2%). Selain kandungan protein, jamur merang juga memiliki kandungan lemak total sebanyak 2,0-2,6% dan karbohidrat sebanyak 2,7-4,8%. Jamur merang selain bisa dikonsumsi sebagai makanan juga bisa dimanfaatkan sebagai obat. Beberapa faktor yang perlu dilakukan pada budidaya jamur merang, diantaranya pemilihan lokasi dan teknik budidaya jamur merang.

Kabupaten Indramayu dinilai layak untuk budidaya jamur merang di dalam suatu rumah budidaya jamur merang yang dinamakan kumbung jamur merang. Disamping masih terbentang potensi lahan yang sangat luas untuk area budidaya jamur merang karena mempunyai areal persawahan sebesar 57,94% dari luas Kabupaten Indramayu, namun terdapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi terutama tentang teknis penanganan suhu dan kelembaban, yaitu tidak stabilnya temperatur dan kelembaban udara di ruang kumbung jamur merang karena perbedaan cuaca antara musim kemarau dan musim penghujan. Melihat kondisi ini, maka Karsid, Rofan Aziz, Haris Apriyanto, dari Jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Negeri Indramayu, telah mengembangkan alat kontrol suhu dan kelembaban kumbung jamur merang. Setelah dipasang alat kontrol suhu dan kelembaban, kumbung jamur merang dapat lebih terjaga fluktuasi suhu dan kelembabannya.

Artikel publikasi tim dari Politeknik Negeri Indramayu ini, telah dipublikasikan di Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Volume 4 Nomor 3 Tahun 2015 (link: http://journal.ift.or.id/node/128). Redaksi menerima artikel semacam ini untuk dapat diterbitkan dalam Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Silakan kunjungi website resmi jurnal ini, yaitu http://journal.ift.or.id).

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Friday, April 3, 2015

Buat nasi goreng ternyata susah

Siapa yang tidak suka nasi goreng? Mungkin jika pertanyaannya adalah ini maka tidak ada satupun yang menjawab "saya" karena dapat dipastikan bahwa semua orang Indonesia suka nasi goreng yang komponennya antara lain bawang merah, bawang putih, cabe merah, saus tomat, minyak wijen, merica, kecap, telur dan daging ayam.

Dalam sebuah pertandingan internasional nasi goreng yang diselenggarakan di Bali dan ditayangkan dalam salah satu TV internasional, ternyata ada saja kendalanya, mulai dari nasi yang terlalu lembek hingga paduan bumbu yang kurang pas.

Berdasarkan kejadian ini maka kesimpulannya adalah ternyata nasi goreng yang kelihatannya hanya mencampur campur bumbu dan nasi, rupanya masih harus memperhatikan faktor lain dibalik itu.

Thursday, March 26, 2015

Perdagangan Australia Kini Fokus pada Bidang Pangan

Topik ketahanan pangan terus menerus menjadi fokus dan indikator kesejahteraan semua manusia termasuk negara Australia. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Dr. Bradley Armstrong
dari Minister Counsellor Political and Economic Branch Kedutaan Besar Australia di Semarang dalam suatu acara Kuliah Umum "FOOD SECURITY in OUR SHARED INTERESTS" yang bertempat di Gedung Widya Puraya Undip Semarang pada tanggal 25 Maret 2015. Kunjungan ini didampingi oleh Luke Arnold dan Monty Pounder dari Justice and Democratic Governance Assistance. Ketiganya juga dipertemukan dengan Kadin Jateng guna membahas kerjasama kedua belah pihak terutama di bidang perdagangan pangan. Dikatakan bahwa Australia menargetkan diri untuk dapat meningkatkan pasar ekspor sebanyak 60 persen yang berasal dari komoditi peternakan dan pertanian.

Guna meningkatkan eksistensi Australia di dunia, maka negara ini menerapkan tiga strategi: (1) mendukung adanya pasar terbuka dan efisien serta produksi hasil pertanian yang berkelanjutan, (2) meningkatkan penananman modal dalam bidang pertanian (dan penelitian) guna meningkatkan kualitas pertnership terutama dengan negara tetangga Indonesia, dan (3) meningkatkan kerjasama perdagangan di bidang pangan.

Australia berkeinginan mewujudkan negar-negara sekitarnya untuk menuju kearah kemakmuran dengan terpenuhinya kebutuhan pangan. Kemakmuran negara-negara sekitar Australia juga nantinya akan memberikan efek positif bagi Australia karena tercapainya situasi keamanan dan kestabilan di area sekitar Australia.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

Tuesday, March 3, 2015

Turut Berduka Cita atas Meninggalnya Prof. C. Imam Sutrisno

Segenap staf dan karyawan Indonesian Food Technologists turut berbelasungkawa atas meninggalnya Prof. C. Imam Sutrisno, guru besar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.

Almarhum telah berpulang pada hari Selasa, 3 Maret 2015 jam 10.30 dan dimakamkan pada hari Rabu, 4 Maret 2015 jam 10.00 di pemakaman Trunojoyo, Banyumanik, Semarang.

Semoga amal baiknya diterima Tuhan YME dan kepada yang ditinggalkan, dapat diberikan kesabaran.

Wednesday, February 11, 2015

Prof. Rindit Pambayun kembali pimpin PATPI 2014-2018

Prof Rindit Pambayun terpilih kembali sebagai ketua umum PATPI periode 2014-2018. Pelantikan pengurus telah dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2015 di Universitas Sahid Jakarta. Turut hadir, ketua BPOM RI: Roy Sparingga, PhD.

Monday, February 9, 2015

Sarjana S-1 Teknologi Pangan sekarang bergelar S.T.

Berdasarkan nomenklatur yang baru sebagaimana yang telah dipublikasikan dalam draft lampiran peraturan menteri tentang rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi serta gelar lulusan perguruan tinggi tahun 2015, maka sarjana program studi Teknologi Pangan nantinya akan bergelar S.T. Nomenklatur ini adalah baru berupa draft yang sedang dinanti masukannya hingga tanggal 27 Februari 2015. Setelah mendapat persetujuan, maka draft ini akan ditetapkan.

Akankah lebih baik jika lulusan Teknologi Pangan S-1 bergelar S.T.?

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Artikel ini disusun oleh kontributor IFTCommunity.
Ingin menjadi kontributor? Jika berminat, silakan ajukan lamaran Anda untuk menjadi kontributor IFTC melalui email: redaksi@ift.or.id

ShareThis